Rabu, 03 Juli 2013

Kisah Pilu Pangeran Terakhir Joseon

Juli 03, 2013 0 Comments


Sebagian besar dari kita punya pengalaman baik maupun buruk. Tetapi mungkin tidak seburuk seperti yang dialami Yi Seok. 

Kakek yang berusia 66 tahun ini dilahirkan di tengah sejarah panjang dinasti kerajaan yang tak pernah terputus.
Kerajaan Chosun memerintah semenanjung Korea lebih dari lima ratus tahun, sampai tahun 1910. Awalnya Yi Seok terbiasa mendapatkan hak istimewa sebagai anak raja. Tetapi setelah terbentuknya republik Korea Selatan, keluarganya dilepaskan dari status mereka. Putra Raja terpaksa mencari uang tambahan sebagai penyanyi dan buruh. Tetapi beberapa tahun terakhir, keberuntungannya berbalik dan sekarang ia ingin mengembalikan kekuasaan keluarga kerajaan. 

Yi Seok lahir 1941 adalah  keturunan dari Dinasti Joseon adalah putra Pangeran Gang Korea, anak 5 Kaisar Gojong Korea dan keponakan dari penerusnya Kaisar Sunjong, raja Korea terakhir,dan merupakan cicit dari Dong Yi .
Saat ini ia adalah seorang profesor sejarah lecturing di Jeonju University di Republik Korea.
Yi Seok lahir dan dibesarkan di Istana Sadong di Seoul selama pendudukan Jepang.Setelah PD II berakhir dengan pendudukan dan partisi Korea oleh sekutu di Selatan, dan Rusia dan Cina di utara, keluarga Kekaisaran Korea menjadi tunawisma, apa aset yang tidak disita oleh Jepang kemudian disita oleh Pemerintah Syngman Rhee. 


Yi lalu  menceritakan kehidupannya di istana.
Waktu saya mau olahraga, saya pakai celana pendeuk, tapi pelayan perempuan istana berdiri di samping dan bilang, “Tidak, paduka-mereka tidak memanggil nama saya-Anda janga lari.” Mereka tidak mengijinkan saya lari dan akhirnya kepala sekolahnya yang menggantikan saya. Anda bisa lihat bagaimana anggota kerajaan diperlakukan.”
 
Ketika  Perang Korea meletus  pada musim panas tahun 1950 keluarga Kekaisaran melarikan diri dari  kapal pendarat Amerika dari Incheon, di sepanjang pantai ke Busan, ia kemudian tinggal di sebuah biara dilereng bukit di Pulau Jeju sampai perang berakhirpada musim gugur tahun 1953.
Ketika ia kembali ke Korea, Yi Seok sebagai seorang pemuda diminta untuk merawat keluarganya.Ia sebisanya, bersama dengan saudara-saudaranya, mengambil setiap pekerjaan yang ia bisa untuk membantu orangtua dan saudaranya sambil belajar di universitas selama masa sulit Perang Korea.
Di Hankook University of Foreign Studies di Seoul, Yi Seok mempelajari bahasa asing, terutama Spanyol, serta hubungan luar negeri dan sejarah, ia  menjadi fasih dalam beberapa bahasa, dan mempersiapkan diri untuk layanan diplomatik.  Dan karena ia memiliki bakat untuk menghibur, ia menjadi seorang penyanyi terkenal dan musisi profesional pada tahun 1960 ketika berusia dua puluhan, memiliki beberapa lagu-lagu hit.
Dan tidak lama kemudian, Yi Seok bisa menghidupi diri, meniti karir sukses sebagai penyanyi, termasuk penghibur pasukan Amerika di pangkalan militer, dan karena itu mereka memanggilnya, “pangeran yang suka bernyanyi”. Disini ia menjadi pasukan sukarela dan terdaftar dalam divisi Tiger. Divisi Tiger adalah Divisi yang terdiri dri para sukarelawan imana prajuritnya menyumbangkan 80% dari gaji mereka untuk pemerintahan Korea Se;atan untuk mendukung ekonomi negara pasca perang.
ketika ia bertugas di infanteri 1 Divisi tiger ia mengalami luka serius akibat pecahan peluru. Ia juga berpartisipasi dalam operasi Tiger 1 dan Tiger 12.
 
Kembali ke Republik Korea, keluarga Kekaisaran kembali diberikan akomodasi di istana di Seoul, tetapi  perlakuan istimewa ini berkahir, saat diktaktor militer berkuasa di Korea pada akhir 1970 yakni kudeta setelah pembunuhan Presiden Park Chung Hee pada tahun 1979, Mereka mengusir keluarga kerajaan dari istana, mencabut status, harta dan gelar mereka. Ibunya sampai membuat gerobak mie dan sebuah bar untuk kehidupan sehari-hari.


Sehingga pada tahun 1980 , Ia kemudian mencoba keberuntungannya di Amerika Serikat.
“Saat saya baru tiba, saya bekerja 16 jam sehari sebagai pekerja kasar karena saya pendatang ilegal. Saya bekerja dengan orang-orang Meksiko dan menerima uang tunai. Lalu pada tahun 1986, saya dapat kewarganegaraan Amerika. Saya bayar 15 ribu dolar ke seorang perempuan untuk kawin kontrak. Saya bekerja di toko minuman keras miliknya di suatu lingkungan keras di Los Angeles dan pernah dirampok 13 kali. Setiap pagi saya merasa gelisah, takut dirampok lagi,”
Yi Seok tinggal 10 tahun di Amerika dan bekerja di semua tempat termasuk membersihkan kolam di kawasan elit Bevery Hills. Hidupnya jauh dari istimewa dan kenyamanan yang pernah ia rasakan.
Pada tahun 1989 Yi Seok kembali ke Korea Selatan, tapi tetap mengalami kesulitan keuangan. Ia tinggal di biara beberapa tahun, berniat jadi biksu. Tapi tidak cocok dengan hidupnya. Dia sering minum minuman keras dan keluar sampai larut malam. Waktu ia pulang pintu biara sudah tertutup. Dalam keputusasaan, ia sering memikirkan untuk bunuh diri.

“Saya mencoba bunuh diri delapan kali. Yang terakhir 1999, saya menabrakkan mobil saya ke gerbang istana. Saya menulis surat wasiat di WC umum. Seorang pemuda yang berada dekat saya membukanya. Ia membacanya dan mengatakan, “Paduka Anda harus beritahu orang mengenai hal ini!” Saya menjawab,”Ini memalukan, lebih baik saya mati sendirian,”
Tapi pertemuan dengan pemuda itu mejadi titik balik. Nasib Yi Seok berubah setelah kisahnya dimuat dalam surat kabar nasional. Laporan tersebut menceritakan seorang keturunan anggota kerajaan dinasti Chosun ditemukan menggelandang, tidur di WC umum.
 
 
Dengan berubahnya  iklim politik  di awal 1990-an, Yi Seok bisa kembali ke Republik Korea, dan sekali lagi berusaha untuk hidup dalam sifat keluarga tua, dan berjuang untuk hak-hak hukum sebagai warga negara pribadi. Setelah serangkaian masa sulit, ia memiliki serangkaian perjalanan, pensiun ke biara, dan baru kembali kehidupan publik  pada awal abad ke-21, dengan serangkaian perjalanan konstan melakukan pekerjaan pendidikan, mempromosikan baik wisata Korea Imperial dan restorasi bangunan bersejarah, dan jadwal yang melibatkan lebih dari 100 ceramah atau penampilan publik setiap tahun. Saat ini ia tinggal di Jeonju, Korea Selatan.Kesulitan dan ketahanan yang khas kehidupan Korea Yi Seok selama  PD II  dibuat menjadi program semi-fiksi TV dramatis pada Korea Broadcasting System (KBS).


Pada bulan Oktober 2004, Yi Seok kembali ke kota kerajaan Jeonju atas undangan walikota, untuk membawa mengembalikan keunggulan budaya di Korea.
Pada bulan Februari 2005, Yi Seok mulai mengajar dua kali kelas mingguan tentang sejarah Korea di Jeonju University dengan gelar profesor. Kelas-Nya berpusat pada tokoh-tokoh zaman Dinasti Joseon serta memperkenalkan sejarah Korea  pra-1900  untuk siswa tahun kedua.

Sepanjang 2006, Yi Seok telah melakukan kunjungan resmi ke luar negeri untuk memberikan beberapa ceramah tentang  budaya tradisional Korea antara lain  kunjungan ke Amerika Serikat (Los Angeles, dan Washington), Mexico City, Meksiko, dan ke Frankfurt, Jerman untuk sebuah pameran perdagangan Korea. Pada bulan September 2006, Yi Seok bepergian sebagai seorang profesor dengan sesama akademisi dan mahasiswa ke Jepang.
Yi Seok juga baru-baru ini menerbitkan sebuah buku tentang ritus seremonial keluarganya. Dia telah setuju untuk menjadi tuan rumah sebuah serial TV, yang saat ini dalam pra-produksi, pada sejarah kerajaan Korea.Berjudul"A Personal View of Korea"  seri dokumenter ini akan menampilkan tiga episode di sejarah Korea, istana dan kuil-kuil, dan 20  arsitektur benteng istana  Dinasti Yi .
Anak-anak :

1. Yi Hong (이홍 i hong) (lahir 1974), anak perempuan tertua dari Yi Seok. Dia menikah dengan Han Yeon-gwang (한영광 han yeong gwang), aktor korea ,memiliki satu anak perempuan (cucu Yi Seok) yang lahir tahun 2001.

2. Yi Jin (이진 i jin) (lahir1979),anak perempuan kedua Yi Seok aktivis hak wanita dan mempromosikan seni keramik tradisional korea .Dia telah banyak melakukan perjalanan sebagai wakil kerajaan dan  melakukan tur di seluruh Eropa, dan telah belajar di Amerika Serikat, Australia, sebagai  tutor pribadi di Kanada, dan telah melakukan kerja singkat  di Jepang. Dia kini tinggal di Kanada.


3. Yi Jung-hun (이정훈 i jeong hun) (lahir 1980), satu-satunya anak laki-laki dariYi Seok .Ia bekerja sebagai ahli IT. Ia kini menetap di Amerika.


Baru-baru ini kota Chonju, tempat kelahiran para anggota keluarga kerajaan, membangun rumah untuknya dan menjadikannya sebagai wakil kota, sebagai daya tarik turis.
Pemerintah kota berharap mendapat keuntungan dari deaskan publik yang tertarik dengan sejarah keluarga kerajaan. Tetapi sebelumnya warga tidak mempedulikan hal ini.
“Nama saya Lee Sang Hyum, saya seniman, tapi sering mempedulikan data sejarah “kejatuhan Dinasti Chosun”. Masyarakat Korea percaya kejatuhan dinasti akibat ketidakberesan para raja Korea mengizinkan Jepang menduduki negara. Dan itulah bagian sejarah yang ingin dilupakan, sejarah yang memalukan. Contohnya kami banyak bercerita tentang para pahlawan kemerdekaan Kora, tapi kami tidak ingin mengingat masa penjajahan karena Jepang telah mencuri negara ini. Hal itu bukan sejarah yang kita dapat banggakan,”
Ketertarikan masyarakat dengan Kerajaan Korea mungkin sebuah tanda, negara ini siap memaafkan dan melupakan kekurangan pemimpin kerajaan terdahulu.
Tapi Yi Seok ingin dapat lebih dari sekedar permintaan maaf. Ambisinya besar untuk melihat kembalinya, paling tidak kebiasaan upacara keluarga kerajaan. Tapi apa masyarakat siap untuk menerima kembalinya sistem monarki?
Saya berada di upacara penghargaan dan Yi Seok diundang sebagai tamu terhormat. Dan saya akan berbicara kepada beberapa orang, untuk mencari tahu pendapat mereka tentang anggota keluarga kerajaan.
Saya mencoba dekati beberapa tamu dengan foto Yi Seok di tangan saya dan menanyakan pertanyaan yang sama kepada setiap orang. “Anda kenal dengan orang ini?”
Orang ini tidak tahu identitas laki-laki yang ada di foto. Tapi akhirnya ia mengatakan itu orang yang pernah menyanyikan “Nest of Doves”.
Perempuan lainnya juga kesulita mengenali Yi Seok. Tapi saat saya menjelaskan ia adalah keturunan kerajaan, perempuan itu mengaku mengenalinya. Namun merasa enggan untuk kembali kepada sistem kerajaan. Bukan hal yang gampang untuk dikembalikan katanya.
Laki-laki berikutnya berhasil mengenali Yi Seok. Saat oa menanyakan pendapatnya tentang kerajaan Korea, ia mengakui menyesali datangnya pengaruh Konfusianisme yang dianut anggota kerajaan Korea. Tapi tetap ia tidak mau kembali pada sistem monarki. “Oh tidak,” Ia mengatakan, negara ini sudah cukup demokratis. Itu ide yang menggelikan.
Tampaknya, jalan masih panjang untuk Yi Seok sebelum ia meraih ambisinya melihat kembalinya monarki di Korea. Tetapi ia tetap bertekad.
Sebelum saya pergi, saya memintanya memilih lagu favorit yang akan dinyanyikan. Ia memilih “Impossibe Dream” yang dinyanyikan Jack Jones dari Kanada. Lagu yang sangat susah untuk dinyanyikan kata Yi Seok. 

Ternyata kehidupan para Raja dan Pangeran Korea dari jaman dulu hingga kemerdekaan memang tragis..

Sejarah Dinasti Joseon

Juli 03, 2013 0 Comments


Dinasti Joseon, bagi penggemar drama Korea, pasti nama ini sudah tidak asing lagi. Dalam berbagai serial drama bahkan film layar lebar dengan latar belakang era klasik produksi Korea Selatan, Dinasti Joseon hampir selalu menjadi sumber inspirasi pokok cerita, baik semi-fiksi atau kisah sejarah yang nyata..


Menelusuri sejarah dinasti ini, bisa dianggap merupakan dinasti konfusius tertua yang berhasil bertahan sampai saat ini. Pendiri Dinasti Joseon adalah Yi Seong Gye yang diangkat dengan bergelar Raja Taejo. Ia adalah seorang anggota klan Yi (Lee) dari Jeonju yang melakukan kudeta terhadap Raja Woo dari Goryeo. Yi Seong Gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap bajak laut Jepang yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini Gaeseong) ke Hanseong dan mendirikan Istana Gyeongbok tahun 1394. Suksesi secara patrilineal dari Raja Taejo tidak pernah terputus sampai zaman modern. Penguasa terakhir, Sunjong, atau Kaisar Yungheui yang diturunkan secara paksa oleh militer Jepang sebagai kepala negara pada tahun 1910. Sejak saat itu, para keluarga bangsawan Joseon tersebar ke beberapa negara, terutama Brazil dan Jepang. Keluarga Dinasti Joseon, memerintah dalam dua periode negara modern Korea, sejak didirikan sebagai Kerajaan Joseon sampai berubah nama menjadi Kekaisaran Han Raya. 





Setelah diporakporandakan oleh penjajah Jepang, dinasti ini memang dapat dikatakan hampir hancur. Kini, beberapa anggota keluarga yang masih tersisa berusaha merekonstruksi kembali dan menyambung tali sejarah keluarga Joseon agar tidak terputus seiring berjalannya waktu. Walaupun, beberapa intrik perpecahan sempat muncul di kalangan anggota keluarga.


Saat ini (2012) ada tiga orang yang oleh asosiasi keluarga kerajaan didaulat sebagai pewaris tertinggi tahta mahkota Dinasti Joseon. Ketiga orang itu adalah :


1. Maharani Yi Haewon (이해원)





Putri Yi Haewŏn dari Korea (lahir 24 April, 1919), merupakan keturunan Wangsa Yi. Merupakan satu dari dua pewaris tahta Korea. Ia merupakan putri kedua Pangeran Imperial Ui, Korea, putra kelima Kaisar Gojong dengan selirnya, Nyonya Sudeokdang. Puteri Yi Haewŏn sekarang merupakan pewaris yang diperdebatkan mendapatkan posisi kepala Istana Kerajaan Korea dengan keponakannya Pangeran Pewaris Imperial Won. Ia adalah putri tertua Pangeran Imperial Ui yang masih hidup sampai sekarang.


Haewŏn dilahirkan di Istana Sadong yang merupakan tempat tinggal resmi kemuarganya di Seoul dan dibesarkan di Istana Unhyeon. Ia lulusan dari Sekolah Tinggi Kyunggi di tahun 1936 dan kemudina menikah dengan Lee Seunggyu, yang diculik secara wajib ke Korea Utara pada saat Perang Korea, memiliki keturunan, tiga putra dan satu putri.


Hanya sebagai gelar memerintah sejak kematian pendahulunya Gu, Pangeran Kekaisaran Hoeun pada tanggal 16 Juli 2005, Puteri Haewŏn dimahkotai sebagai suatu simbolik monarki Korea pada tanggal 29 September 2006 oleh Asosiasi Keluarga Imperial Korea, yang diorganisasi oleh sekitar selusin keturunan dari Dinasti Joseon. Ia menuntut gelar Ratu (Maharani) Korea dan mengumumkan restorasi Istana Imperial pada saat upacara kenaikan tahtanya sendiri.


2. Pangeran Imperial Yi Won (이원)




Won, Pangeran Pewaris Imperial Korea (lahir tahun 1962), merupakan keturunan Dinasti Joseon (a.k.a. Wangsa Yi) merupakan Kepala kontestan Keluarga Imperial Korea dan juga bekerja sebagai seorang jenderal manajer Hyundai Home Shopping, sebuah kantor cabang Hyundai chaebol. Ia dilahirkan sebagai putra tertua Pangeran Gap dari Korea, putra ke-9 Pangeran Gang dengan istrinya Hyehwa-dong, Jongno-gu, Seoul dan menjadi anak adopsi Pangeran Gu dari Korea, kepala ke-29 istana Imperial, meskipun kesahan adopsi diperdebatkan.


Mereka yang menyangkal legitimasi adopsi mencatat bahwa persetujuan untuk mengadopsi oleh Pangeran Won tidak diterima anggota lain dari istana Imperial, termasuk Pangeran Seok, adik tiri Pangeran Gap, dan Puteri Hae-won, anggota tertua yang masih hidup di dalam istana. Juga, menurut hukum Korea yang sekarang, adopsi tradisional setelah kematian dari orangtua angkat untuk meneruskan garis keturunan tidak sah oleh legislasi pada tahun 2004.


Masalah lain meningkat atas bila Pangeran Won atau ayahnya Pangeran Gap merupakan anggota senior di dalam istana tersebut. Sewaktu garis keturunan Pangeran Gang merupakan garis keturunan senior diikuti dengan kematian Pangeran Gu, ada terdapat keturunan dari putra-putra Pangeran Gang yang lebih tua. Kecuali keturunan Pangeran Geon, putra tertua yang telah dinaturalisasi sebagai bangsa Jepang setelah Perang Dunia II, beberapa anggota Istana mendesak bahwa Kepemimpinan Istana harus diturunkan kepada keturunan Pangeran Wu, putra kedua Pangeran Gang. Dalam hal ini, orang yang berhak sebagai Kepala wangsa tersebut adalah Yi Chung, putra tertua Pangeran Wu.


Pada tanggal 16 Juli 2005, diikuti oleh kematian Pangeran Gu, beberapa anggota Dewan Keluarga Yi (Lee) memilihnya sebagai Kepala Imperial Istana Korea yang berikutnya dan mereka juga memberinya gelar Pangeran Pewaris Imperial (Hwangsason) dengan arti mewarisi gelar Pangeran Gu. Tuntutannya diperdebatkan oleh Yi Haewon yang dimahkotai sebagai Ratu Korea Selatan oleh 12 keturunan yang merasa bahwa ialah yang pantas menjadi Ratu, dan bukan Pangeran Won. Ia sekarang tinggal di sebuah apartemen di Wondang, Goyang, Provinsi Gyeonggi, Korea dengan keluarganya.


3. Pangeran Yi Seok (이석)




Yi Seok (lahir 1941) adalah seorang pangeran dari Keluarga Yi, keluarga kerajaan Korea. Dia digambarkansebagai "kaisar boneka" tahta Korea oleh The New York Times, walaupun status ini tidak diakui oleh keluargaAsosiasi Yi. Yi Seok terkenal sebagai sebagai "pangeran bernyanyi". Sejak tahun 2004, ia telah didaulat olehPemerintah Kota Jeonju untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan tradisional Korea. Ia juga seorang profesor sejarah di Universitas Jeonju. Dia adalah putra dari Pangeran Yi Kang, putra kelima dari KaisarGojong dari Korea.


Setelah PD II berakhir dengan pendudukan dan partisi Korea oleh sekutu di Selatan, dan Rusia dan Cina di utara, keluarga Kekaisaran Korea menjadi tunawisma, apa aset yang tidak disita oleh Jepang kemudian disita oleh pemerintahan Presiden Syngman Rhee. Ketika Perang Korea meletus pada musim panas tahun 1950 keluarga Kekaisaran melarikan diri dari kapal pendarat Amerika dari Incheon, di sepanjang pantai ke Busan, ia kemudian tinggal di sebuah biara di lereng bukit di Pulau Jeju sampai perang berakhir pada musim gugur tahun 1953. Ketika ia kembali ke Korea, Yi Seok sebagai seorang pemuda diminta untuk merawat keluarganya. Ia sebisanya, bersama dengan saudara-saudaranya, mengambil setiap pekerjaan yang ia bisa untuk membantu orangtua dan saudaranya sambil belajar di universitas selama masa sulit Perang Korea.
Di Hankook University of Foreign Studies di Seoul, Yi Seok mempelajari bahasa asing, terutama Spanyol, serta hubungan luar negeri dan sejarah, ia menjadi fasih dalam beberapa bahasa, dan mempersiapkan diri untuk layanan diplomatik. 


Dan tidak lama kemudian, Yi Seok bisa menghidupi diri, meniti karir sukses sebagai penyanyi, termasuk penghibur pasukan Amerika di pangkalan militer, dan karena itu mereka memanggilnya, “pangeran yang suka bernyanyi”. Disini ia menjadi pasukan sukarela dan terdaftar dalam divisi Tiger. Divisi Tiger adalah Divisi yang terdiri dri para sukarelawan imana prajuritnya menyumbangkan 80% dari gaji mereka untuk pemerintahan Korea Se;atan untuk mendukung ekonomi negara pasca perang. Ketika ia bertugas di infanteri 1 Divisi tiger ia mengalami luka serius akibat pecahan peluru. Ia juga berpartisipasi dalam operasi Tiger 1 dan Tiger 12.
.

Kembali ke Republik Korea, keluarga Kekaisaran kembali diberikan akomodasi di istana di Seoul, tetapi perlakuan istimewa ini berkahir, saat diktaktor militer berkuasa di Korea pada akhir 1970 yakni kudeta setelah pembunuhan Presiden Park Chung Hee pada tahun 1979, Mereka mengusir keluarga kerajaan dari istana, mencabut status, harta dan gelar mereka. Ibunya sampai membuat gerobak mie dan sebuah bar untuk kehidupan sehari-hari. Sehingga pada tahun 1980, Ia kemudian mencoba keberuntungannya di Amerika Serikat.
.

Pengakuan Pangeran Yi Seok ...
.

(Sumber : http://inisajamostory.blogspot.com/)
.
.
“Saat saya baru tiba, saya bekerja 16 jam sehari sebagai pekerja kasar karena saya pendatang ilegal. Saya bekerja dengan orang-orang Meksiko dan menerima uang tunai. Lalu pada tahun 1986, saya dapat kewarganegaraan Amerika. Saya bayar 15 ribu dolar ke seorang perempuan untuk kawin kontrak. Saya bekerja di toko minuman keras miliknya di suatu lingkungan keras di Los Angeles dan pernah dirampok 13 kali. Setiap pagi saya merasa gelisah, takut dirampok lagi,”
.

Yi Seok tinggal 10 tahun di Amerika dan bekerja di semua tempat termasuk membersihkan kolam di kawasan elit Bevery Hills. Hidupnya jauh dari istimewa dan kenyamanan yang pernah ia rasakan.
.

Pada tahun 1989 Yi Seok kembali ke Korea Selatan, tapi tetap mengalami kesulitan keuangan. Ia tinggal di biara beberapa tahun, berniat jadi biksu. Tapi tidak cocok dengan hidupnya. Dia sering minum minuman keras dan keluar sampai larut malam. Waktu ia pulang pintu biara sudah tertutup. Dalam keputusasaan, ia sering memikirkan untuk bunuh diri..

“Saya mencoba bunuh diri delapan kali. Yang terakhir 1999, saya menabrakkan mobil saya ke gerbang istana. Saya menulis surat wasiat di WC umum. Seorang pemuda yang berada dekat saya membukanya. Ia membacanya dan mengatakan, “Paduka Anda harus beritahu orang mengenai hal ini!” Saya menjawab,”Ini memalukan, lebih baik saya mati sendirian,”
.

Tapi pertemuan dengan pemuda itu mejadi titik balik. Nasib Yi Seok berubah setelah kisahnya dimuat dalam surat kabar nasional. Laporan tersebut menceritakan seorang keturunan anggota kerajaan Dinasti Joseon ditemukan menggelandang, tidur di WC umum.
.
Dengan berubahnya iklim politik di awal 1990-an, Yi Seok bisa kembali ke Republik Korea, dan sekali lagi berusaha untuk hidup dalam sifat keluarga tua, dan berjuang untuk hak-hak hukum sebagai warga negara pribadi. Setelah serangkaian masa sulit, ia memiliki serangkaian perjalanan, pensiun ke biara, dan baru kembali kehidupan publik pada awal abad ke-21, dengan serangkaian perjalanan konstan melakukan pekerjaan pendidikan, mempromosikan baik wisata Korea Imperial dan restorasi bangunan bersejarah, dan jadwal yang melibatkan lebih dari 100 ceramah atau penampilan publik setiap tahun. Saat ini ia tinggal di Jeonju, Korea Selatan.Kesulitan dan ketahanan yang khas kehidupan Korea Yi Seok selama PD II dibuat menjadi program semi-fiksi TV dramatis pada Korea Broadcasting System (KBS).
.
Pada bulan Oktober 2004, Yi Seok kembali ke kota kerajaan Jeonju atas undangan walikota, untuk membawa mengembalikan keunggulan budaya di Korea. Pada bulan Februari 2005, Yi Seok mulai mengajar dua kali kelas mingguan tentang sejarah Korea di Jeonju University dengan gelar profesor. Kelasnya berpusat pada tokoh-tokoh zaman Dinasti Joseon serta memperkenalkan sejarah Korea pra-1900 untuk siswa tahun kedua.
.
Sepanjang 2006, Yi Seok telah melakukan kunjungan resmi ke luar negeri untuk memberikan beberapa ceramah tentang budaya tradisional Korea antara lain kunjungan ke Amerika Serikat (Los Angeles, dan Washington), Mexico City, Meksiko, dan ke Frankfurt, Jerman untuk sebuah pameran perdagangan Korea.Pada bulan September 2006, Yi Seok bepergian sebagai seorang profesor dengan sesama akademisi dan mahasiswa ke Jepang. Yi Seok juga baru-baru ini menerbitkan sebuah buku tentang ritus seremonial keluarganya. Dia telah setuju untuk menjadi tuan rumah sebuah serial TV, yang saat ini dalam pra-produksi, pada sejarah kerajaan Korea. Berjudul "A Personal View of Korea", seri dokumenter ini akan menampilkan tiga episode di sejarah Korea, istana dan kuil-kuil, serta 20 arsitektur benteng istana Dinasti Joseon.
.


.
Baru-baru ini kota Jeonju, tempat kelahiran para anggota keluarga kerajaan, membangun rumah untuknya dan menjadikannya sebagai identitas dan maskot kota Jeonju, selain sebagai daya tarik pariwisata. Pemerintah kota berharap mendapat keuntungan dari deaskan publik yang tertarik dengan sejarah keluarga kerajaan. Walaupun sebelumnya beberapa warga sempat tidak mempedulikan hal ini.
.

“Nama saya Lee Sang Hyum, saya seniman, tapi sering mempedulikan data sejarah “kejatuhan Dinasti Joseon”. Masyarakat Korea percaya kejatuhan dinasti akibat ketidakberesan para raja Korea mengizinkan Jepang menduduki negara. Dan itulah bagian sejarah yang ingin dilupakan, sejarah yang memalukan. Contohnya kami banyak bercerita tentang para pahlawan kemerdekaan Korea, tapi kami tidak ingin mengingat masa penjajahan karena Jepang telah mencuri negara ini. Hal itu bukan sejarah yang kita dapat banggakan,”
.

Ketertarikan masyarakat dengan Kerajaan Korea mungkin sebuah tanda, negara ini siap memaafkan dan melupakan kekurangan pemimpin kerajaan terdahulu.Tapi Yi Seok ingin dapat lebih dari sekedar permintaan maaf. Ambisinya besar untuk melihat kembalinya, paling tidak kebiasaan upacara keluarga kerajaan. Tapi apa masyarakat siap untuk menerima kembalinya sistem monarki ?
.

"Saya berada di upacara penghargaan dan Yi Seok diundang sebagai tamu terhormat. Dan saya akan berbicara kepada beberapa orang, untuk mencari tahu pendapat mereka tentang anggota keluarga kerajaan. Saya mencoba dekati beberapa tamu dengan foto Yi Seok di tangan saya dan menanyakan pertanyaan yang sama kepada setiap orang. 'Anda kenal dengan orang ini ?' Ujarnya,"
.
Orang ini tidak tahu identitas laki-laki yang ada di foto. Tapi akhirnya ia mengatakan itu orang yang pernah menyanyikan “Nest of Doves”. Perempuan lainnya juga kesulita mengenali Yi Seok. Tapi saat saya menjelaskan ia adalah keturunan kerajaan, perempuan itu mengaku mengenalinya. Namun merasa enggan untuk kembali kepada sistem kerajaan. Bukan hal yang gampang untuk dikembalikan katanya. Laki-laki berikutnya berhasil mengenali Yi Seok. Saat oa menanyakan pendapatnya tentang kerajaan Korea, ia mengakui menyesali datangnya pengaruh Konfusianisme yang dianut anggota kerajaan Korea. Tapi tetap ia tidak mau kembali pada sistem monarki. “Oh tidak,” Ia mengatakan, "Negara ini sudah cukup demokratis. Itu ide yang menggelikan."
.

Tampaknya, jalan masih panjang untuk Yi Seok sebelum ia meraih ambisinya melihat kembalinya monarki Joseon di Korea. Tetapi ia tetap bertekad.